BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku, seperti Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan (meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah.
Sumatera Utara adalah daerah yang pantas untuk diperhitungkan sebagai tujuan wisata, mulai dari wisata alam yang memiliki panorama yang indah, wisata kuliner sampai dengan wisata sejarah yang memiliki berbagai situs yang tersebar diwilayah Sumatera Utara. Di Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
1.2.Rumusan Masalah
Pada makalah ini, kami membahasnya hanya dalam ruang lingkup atau rumusan masalah mengenai :
1.apa kekayaan budaya yang miliki sumatra utara?
2.Apa bahasa di sumatra utara?
3.Bagaimana seni dan budaya?
4.Apa tariannya?
5.Kerajinan apa yang ada di sumatra utara?
6.Makanan khas apa di sumatra utara?
1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Kekayaan budaya yang dimiliki Sumatra utara, Bahasa, Seni dan budaya, Tarian, Kerajinan dan Makanan khas
1.4.Metode Pembahasan
Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan rnasalah-masalah yang diteliti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis.
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner. Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global. Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra Utara, sebagai berikut :
1.Suku Melayu Deli : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat
2.Suku Batak Karo : Kabupaten Karo
3.Suku Batak Toba : Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
4.Suku Batak Pesisir : Tapanuli Tengah, Kota Sibolga
5.Suku Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal
6.Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun
7.Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat
8.Suku Nias : Pulau Nias
9.Suku Minangkabau : Kota Medan, Pesisir barat
10.Suku Aceh : Kota Medan
11.Suku Jawa : Pesisir Timur & Barat
12.Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir Timur & Barat.
2.2 Bahasa
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek "O" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu Dialek "E" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Masih banyak keturunan Jawa Kontrak (Jadel - Jawa Deli) yang menuturkan bahasa Jawa.
Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas 4 logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang Pesisir Pantai Barat Sumut, seperti Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah serta Aceh Singkil dan Natal Madina menggunakan Bahasa
2.3 Seni dan budaya
2.3.1 Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
2.3.1 Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah adat suku bangsa Batak bernama Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan masih banyak ditemui di Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon,balai bolon,jemur,pantangan balai butuh dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah adat Pesisir Sibolga kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga
2.4 Tarian
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan. Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti Serampang XII.
2.5 Kerajinan
Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru tua dan kemerahan.
Pada suku Pesisir ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.
2.6 Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah.
Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri adalah dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas juga panas. PASITUAK NATONGGI atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan kehidupan mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku, seperti Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan (meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
3.2 Saran
Dilihat dari suku yang ada disumatra saja sudah menunjukkan betapa majemuk nya bangsa Indonesia. Tetapi tidak seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi halangan untuk mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia.itu seharusnya menjadi suatu kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap mempertahankan kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa dan semangat nasionalisme.
.
Rabu, 21 April 2010
proposal penyuluhan penyakit maag
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gangguan kesehatan yang disebabkan peningkatan asam lambung itu disebabkan oleh ketidakteraturan pola makan. Untuk mengatasi masalah itu, maka pola makan perlu dijaga dengan baik. Menurut Prof Fransiska Rungkat Zakaria, Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, sebenarnya asam lambung itu dibutuhkan oleh tubuh untuk mencerna makanan yang dikonsumsi manusia.
Asam lambung itu adalah asam khlorida atau asam pekat yang dikeluarkan dari tubuh kita ke lambung dan bersifat korosif atau bisa menggerogoti sesuatu yang ada di dalamnya. Agar lambung tidak luka karena peningkatan asam lambung, maka secara alami lambung dilapisi protein yang sangat kuat. Akan tetapi, bila asam lambung terlalu banyak, daya tahan lambung tidak akan kuat dan terluka. Luka pada lambung bisa disebabkan terlalu banyaknya asam lambung atau karena luka di ujung lambung yang ada di usus 12 jari. Sejauh ini, salah satu penyebab utama peningkatan asam lambung adalah pola makan yang tidak teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan masuk ke dalam lambung berfungsi untuk mengurangi kepekatan asam lambung sehingga tidak sampai menggerogoti lambung. Bila terlambat makan sehingga terjadi kekosongan lambung, maka asam khlorida kemudian menggerogoti dinding lambung.
Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB menambahkan, secara umum pola makan terkait dengan metabolisme tubuh. Jadi, ada jam-jam makan yang sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur, maka asam lambung akan mencerna makanan itu. Akan tetapi bila tidak ada makanan, maka asam lambung yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan malah akan menggerogoti dinding lambung. Yang paling tepat adalah, kita harus mengonsumsi makanan atau minuman setiap tiga jam sekali. Normalnya memang kekosongan lambung terjadi enam jam setelah makan. Tetapi bila beraktivitas tinggi, maka kekosongan lambung bisa terjadi lebih cepat.
Maka dari itu, pola makan harus dijaga agar tidak sampai terlambat mengonsumsi makanan atau minuman. Cara lain adalah menghindari berbagai jenis makanan yang bisa memicu peningkatan asam lambung, yaitu makanan yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, serta minuman seperti kopi dan teh. Sebenarnya, bila tubuh dalam keadaan normal, konsumsi makanan atau minuman itu tidak akan menyebabkan nyeri lambung.
1.2.Identifikasi Masalah
Bagaimana pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur 2010
1.3.Hipotesis
Pola makan tidak teratur pemicu peningkatan asam lambung.
1.4.Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Gastritis (maag).
B. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur 2010.
1.5.Manfaat Penelitian
Bagi mahasiswa :dapat meningkatkan pengetahuan mengenai gastritis.
Bagi institusi :dapat menambah informasi mengenai gastritis dan menjadikan acuan penelitian selanjutnya.
Bagi Subjek :dapat meningkatkan pola makan yang baik dan teratur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
A. Gastritis (maag)
1.Pengertian
Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Labung pada dasarnya adalah sebuah kantung otot dimana makanan dicerna. Ketika makanan masuk kelambung, secara bersamaan mukosa pada lambung mengeluarkan asam hidroklorida. Asam ini amat korosif sehingga paku pun dapat larut dalam cairan ini.
2.Penyebab Gastritis
Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang bisa terserang radang lambung, antara lain:
a.Pola makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit
ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan “mencerna� Lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
b. Jenis makanan
Makanan tertentu akan merangsang dinding lambung, sehingga terjadi radang/luka, seperti makan yang pedas atau asam.
c. Stres emosi
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban
kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar asam
lambung yang meningkat ini akan menimbulkan ketaknyamanan pada lambung.
d. Pemakaian obat
Ada obat-obat tertentu yang merangsang dinding lambung, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan dalam lambung. Oleh karena itu obat-obat tertentu harus dikonsumsi sesudah makan. Beberapa diantaranya adalah obat penghilang rasa sakit dari golongan salisilat dan asam mifenamat (missal aspirin, ponstan). Obat-obat rematik jugatermasuk di dalamnya.
e. Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lain-lain.
f. Alkohol dan rokok.
3. Gejala-Gejala Gastritis
Gejala-gejala yang paling umum adalah gangguan atau sakit perut. Gejala-gejala lain adalah:
Bersendawa
Perut Kembung
Mual dan muntah
Atau suatu perasaan penuh atau terbakar di perut bagian atas.
Darah dalam muntahan atau tinja-tinja yang hitam mungkin adalah suatu tanda perdarahan di dalam lambung, yang mungkin mengindikasikan suatu persoalan yang serius yang memerlukan perhatian medis yang segera
4.Mendiagnosis Gastritis
Gastritis didiagnosis melalui satu atau lebih tes-tes medis :
Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dokter mendorong dengan pelan-pelan suatu endoscope, suatu tabung kecil yang berisi sebuah kamera kecil, melalui mulit anda (atau ada kalanya melalui hidung) dan turun kelambung anda untuk melihat pada lapisan perut/lambung. Dokter akan memeriksa peradangan dan mungkin mengeluarkan suatu contoh kecil jaringan untuk pemeriksaan. prosedur untuk mengangkat suatu contoh jaringan disebut dengan biopsi.
-Tes Darah. Dokter mungkin memeriksa jumlah sel darah merah anda untuk melihat apakah anda mempuyai anemia, yang berarti bahwa anda tidak mempunyai cukup sel-sel darah merah. Anemia dapat disebabkan oleh pendarahan lambung
-Tes Tinja/Feces. Tes ini memeriksa kehadiran darah dalam feaces anda, suatu tanda perdarahan. tes feces mungkin juga digunakan untuk mendeteksi kehadiran H.pylori dalam saluran pencernaan.
6. Pengobatan
Terutama ditujukan untuk melindungi lambung dari kerusakan yang berlebihan dan berlanjut dengan cara menghilangkan penyebabnya ,merubah gaya hidup yang lebih bersahabat dengan lambung dan obat-obatan diperlukan untuk mengatur asam lambung.
Antasida diperlukan juga untuk membuat lapisan pelindung pada lambung
7.Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk mencegah gastritis:
Makan yang teratur (jangan sampai terlambat).
hindari / kurangi makanan yang pedas / panas (cabe, merica, jahe).
jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengiritasi lambung (misal makanan yang asam, tape, durian, dsb).
Hinderi stress psikis yang berlebihan.
mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung setelah makan (misal obat penahan sakit golongan salisilat/NSAID, obat asma).
jangan terlalu banyak mengkonsumsi kopi, rokok, dan alkohol.
B. Pola Makan
1.Pengertian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya.
Pengertian pola makan seperti dijelaskan di atas pada dasarnya mendekati definisi / pengertian diet dalam ilmu gizi/nutrisi. Diet diartikan sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat. Untuk mencapai tujuan diet / pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi.
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan.
Perawat perlu mengkaji beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan pasien. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain faktor budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.
1. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
2. Agama/Kepercayaan
Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.
3. Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.
4. Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.
5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh system saraf pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada makan.
3 Pedoman Pola Makan Sehat
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini juga muncul penyakit akibat salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang kurang seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang salah / tidak sehat belakanan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan yang kurang sehat tersebut diantaranya diabetes melitus, hiperkolesterolemia, penyakit kanker, penyakit arteri koroner, sirrhosis, osteoporosis, dan beberapa penyakit kardiovaskuler.
Untuk menghindari penyakit-penyakit akibat pola makan yang kurang sehat, diperlukan suatu pedoman bagi individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola makan yang sehat. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu dibentuk sejak masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, untuk membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak masa kanak-kanak. Namun sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana kebiasaan dan karakteristik anaknya.
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, Makanan Triguna, dan pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang. Pengertian makanan triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus mengandung: 1) karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga; 2) protein sebagai zat pembangun; 3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997) antara lain:
1) Makanlah makanan yang beraneka ragam.
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy.
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
5) Gunakan garam beryodium.
5) Makanlah makanan sumber zat besi
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.
8) Biasakan makan pagi.
9) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya.
10) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur.
11) Hindari minum minuman beralkohol.
12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.
C. Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
D. Stress
Definisi Stress adalah: Gangguan pada tubuh dan pikiran disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan.
tanda-tanda kalau stress adalah:
1.Menyadari adanya perubahan tetapi tidak menyakitkan : selera makan turun, pencernaan ndak enak/ rada kembung, pola tidur ndak teratur.
2.Adanya gangguan tubuh : kepala pusing , mual, sakit, jantung berdebar, gangguan kulit/ gatel2.
3.Gangguan mood; terlalu gampang naik turun moodnya, terlalu sensitive, pesimis.
4.Meningkatnya iritabilita : ndak ada bercandanya sama sekali.
5.Mudah capek : tidur ndak pules, merasa berat dan lelah untuk suatu kegiatan yang lama.
E. Alkohol
Alkohol adalah zat pengalih suasana hati. Zat tersebut ,merupakan sebuah depresan yang mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman beralkohol mengandung zat etanol dan mempunyai warna dan rasa yang berbeda-beda, tergantung bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya. Alkohol tersaji dalam banyak variasi termasuk bir, anggur, brandy, arak, whisky, dan lain-lain. Dampak dari alkohol pada penggunanya beragam pada setiap orang, dan tergantung pada :
Seberapa banyak dan seberapa cepat alkohol yang dikonsumsi.
Berat dan ukuran tubuh.
Kondisi kesehatan – khususnya seberapa baik kerja hati pada tubuh.
Ketika alkohol dikonsumsi – pada perut yang kenyang atau kosong.
Usia dan jenis kelamin – Anak muda dan wanita biasanya lebih banyak terpengaruh oleh alkohol.
Apakah alkohol dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lain atau tidak.
Apa saja dampak langsungnya?
Badan terasa santai.
Kehilangan pengendalian diri.
Pergerakan badan yang tidak terkendali.
Pandangan kabur.
Bicara tidak jelas.
Mual dan muntah-muntah.
Kehilangan kesadaran.
Apa saja dampak jangka panjangnya?
Perut terasa terbakar.
Kerusakan hati.
Kerusakan otak.
Kehilangan daya ingat.
Kebingungan.
Ketidakstabilan jantung dan darah.
Depresi.
Masalah sosial (kecanduan alkohol, kriminalitas, masalah keluarga, dsb).
Siapapun yang meminum alkohol dengan jumlah banyak secara rutin, dalam jangka waktu tertentu, akan mengalami masalah fisik, emosional atau sosial.
Efek berbahaya lainnya
1. Ketergantungan
Alkohol dapat menjadi segala-galanya bagi kegiatan, emosi, dan pemikiran seseorang. Ketika pecandu alkohol ingin berhenti minum, ia akan sulit sekali berhenti dan merasa sangat membutuhkan alkohol secara psikologis maupun secara fisik. Hal ini tidak hanya mempengaruhi orang yang ketergantungan tersebut tapi juga semua orang di sekitarnya; khususnya keluarga dekatnya.
2. Mengemudi dan Kecelakaan
Karena pengaruh alkohol terhadap pengambilan keputusan, konsentrasi, pengelihatan dan koordinasi, maka tak heran jika mabuk menjadi penyebab umum terjadinya kecelakaan, khususnya kecelakaan mobil, dan kecelakaan karena tenggelam. Orang-orang yang telah mengkonsumsi alkohol walaupun hanya sedikit, tidak seharusnya diperkenankan mengemudi, mengoperasikan mesin atau berpartisipasi dalam kegiatan yang secara potensial berbahaya.
3. Kehamilan
Minum alkohol secara rutin dalam berbagai kuantitas selama kehamilan, dapat merusak kesehatan ibu maupun anaknya selama dalam kandungan. Kecanduan berat dapat memicu keguguran atau sindrom alkohol janin, yang akan berakibat pada pertumbuhan janin yang lambat sebelum atau sesudah kelahiran, sekaligus kecacatan mental.
4. Mencampur obat-obatan
Sangatlah berbahaya mencampur minuman alkohol dengan obat-obatan lainnya karena ini meningkatkan efek dan mengembangkan kemungkinan akan hal-hal yang tidak diinginkan dan efek yang negatif termasuk kerusakan serius secara permanen. Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh alkohol, selain kecelakaan, disebabkan karena mengkonsumsi minuman beralkohol berserta obat-obatan lainnya.
F. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
2.2 Kerangka Penelitian
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Desain penelitian adalah suatu yang sangat vital dalam penelitian yang memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validity suatu hasil (Nursalam, 2003).
Desain analitik cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) (Aziz,2007).
Penggunaan desain cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur”.
A. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).
Pengumpulan data ini terdiri dari:
1.Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner.
B.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berbentuk pernyataan tertutup, data dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara kunjungan ke sekolah-sekolah responden.
Penelitian : Observasi Analitik, dengan rancangan Cross-sectional
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2006).
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari:
a. Pengetahuan tentang Gastritis.
b.Pola makan tidak teratur.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur.
3.2 Tempat dan Waktu
Tempat : SMAN 1 Argamakmur
Waktu : 6 bulan
3.3 Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002).
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMAN 1 Argamakmur yang sesuai dengan kriteria penelitian yang diinginkan sebanyak 50 sampel.
2.Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diambil seluruhnya dari jumlah populasi, yaitu berjumlah 50 orang.
Metode pengambilan sampel :Acak sederhana
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini terdiri dari:
a.Responden yang bersedia memberikan jawaban
b.Responden yang merupakan siswa SMAN 1 Argamakmur
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab sehingga tidak dapat menjadi responden penelitian (Nursalam, 2003).
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Responden yang kasus baru
b. Responden dalam keadaan tidak sadar
c. Responden yang menolak berpartisipasi
3.5 Besar Sampel
Sampel yang diambil
Subyek : Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
Usia : 15-18 tahun
Pendidikan : Siswa SMAN 1 Argamakmur
Pekerjaan : Pelajar
Menghitung Jumlah sampel
= 96 sampel
Keterangan :
a = 0,05 atau 5% à za = 1,96,
L = diambil oleh penelitin 10%
P = proporsi dan ibu dengan perilaku baik, karena belum diketahui diambil 50% = 0,5
q = 1 – 0,5 = 0.5
3.6 Identifikasi variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006).
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari:
a. Pola makan tidak teratur
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur.
3.7 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2003).
3.8 Etika penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak dan menjamin kerahasiaan identitas responden dan mencegah kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum penelitian kepada responden akan dijelaskan tentang tujuan penelitian, jaminan kerahasiaan, serta bagaimana cara pelaksanaan penelitian, setelah diberikan penjelasan oleh peneliti kepada calon responden dan akan diberikan surat persetujuan (informed consent). Responder yang tidak bersedia akan menolak menjadi partisipasi, tidak akan dipakai atau diancam. Penandatanganan informed consent dilakukan dalam keadaan tenang, tidak, sedang menderita sakit ingatan dan telah memiliki cukup waktu untuk memutuskan untuk menjadi partisipasi.
3.9 Perincian anggaran
NO
Material/Bahan
Biaya satuan
Biaya total
I
Bahan habis pakai
a.Kertas ( 1 rim)
b.Bolpoin (2 Buah)
c.Buku (5 buah)
Rp.40.000
Rp.22.500
Rp.10.000
Rp.40.000
Rp.45.000
Rp.50.000
II
Peralatan
a.Sewa printer
Rp.350.000
Rp.350.000
III
Biaya perjalanan
a.Transfortasi
Rp.750.000
Rp.750.000
IV
Biaya lain-lain
a.Fotocopy (150 lbr)
b.Konsumsi (6bln)
c.Hadiah responden (50 buah)
d.Biaya tak terduga
Rp.200
Rp.20.000
Rp.30.000
Rp.1.500.000
Rp.30.000
Rp.3.600.000
Rp.1.500.000
Rp.1.500.000
Jumlah
Rp.7.865.000
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/pola-makan-1.html
http://one.indoskripsi.com
http://www.tranceformasiindonesia.com
http://samsul-arifin.math.web.id/2008/05/03/apa-itu-alkohol
http://www.susukolostrum.com
http://nusaindah.tripod.com/kesgastritislambung.htm
http://ratulangimc.com
http://istanasehat.blogspot.com
Quesioner
1.Apakah anda makan 3xsehari dalam satu hari?
a.Ya
b.Tidak
2.Apakah anda sering terlambat makan?
a.Ya
b.Tidak
3.Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, dll?
a.Ya
b.Tidak
4.Apakah anda juga sering mengkonsumsi makanan yang bersifat asam dengan bumbu yang bersifat asam dan sebagainya?
a.Ya
b.Tidak
5.Apakah anda sering mengkonsumsi minuman seperti kopi dan teh?
a.Ya
b.Tidak
6.Apakah anda minum 2liter dalam sehari?
a.Ya
b.Tidak
7.Apakah anda perokok?
a.Ya
b.Tidak
8.Apakah anda paminum alkohol?
a.Ya
b.Tidak
9.Apakah anda pernah merasakan rasa perih dan kembung di ulu hati?
a.Ya
b.Tidak
10.Apakah anda sering merasa cemas, takut, diburu-buru serta beban pikiran yang berlebihan?
a.Ya
b.Tidak
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gangguan kesehatan yang disebabkan peningkatan asam lambung itu disebabkan oleh ketidakteraturan pola makan. Untuk mengatasi masalah itu, maka pola makan perlu dijaga dengan baik. Menurut Prof Fransiska Rungkat Zakaria, Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, sebenarnya asam lambung itu dibutuhkan oleh tubuh untuk mencerna makanan yang dikonsumsi manusia.
Asam lambung itu adalah asam khlorida atau asam pekat yang dikeluarkan dari tubuh kita ke lambung dan bersifat korosif atau bisa menggerogoti sesuatu yang ada di dalamnya. Agar lambung tidak luka karena peningkatan asam lambung, maka secara alami lambung dilapisi protein yang sangat kuat. Akan tetapi, bila asam lambung terlalu banyak, daya tahan lambung tidak akan kuat dan terluka. Luka pada lambung bisa disebabkan terlalu banyaknya asam lambung atau karena luka di ujung lambung yang ada di usus 12 jari. Sejauh ini, salah satu penyebab utama peningkatan asam lambung adalah pola makan yang tidak teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan masuk ke dalam lambung berfungsi untuk mengurangi kepekatan asam lambung sehingga tidak sampai menggerogoti lambung. Bila terlambat makan sehingga terjadi kekosongan lambung, maka asam khlorida kemudian menggerogoti dinding lambung.
Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB menambahkan, secara umum pola makan terkait dengan metabolisme tubuh. Jadi, ada jam-jam makan yang sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur, maka asam lambung akan mencerna makanan itu. Akan tetapi bila tidak ada makanan, maka asam lambung yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan malah akan menggerogoti dinding lambung. Yang paling tepat adalah, kita harus mengonsumsi makanan atau minuman setiap tiga jam sekali. Normalnya memang kekosongan lambung terjadi enam jam setelah makan. Tetapi bila beraktivitas tinggi, maka kekosongan lambung bisa terjadi lebih cepat.
Maka dari itu, pola makan harus dijaga agar tidak sampai terlambat mengonsumsi makanan atau minuman. Cara lain adalah menghindari berbagai jenis makanan yang bisa memicu peningkatan asam lambung, yaitu makanan yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, serta minuman seperti kopi dan teh. Sebenarnya, bila tubuh dalam keadaan normal, konsumsi makanan atau minuman itu tidak akan menyebabkan nyeri lambung.
1.2.Identifikasi Masalah
Bagaimana pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur 2010
1.3.Hipotesis
Pola makan tidak teratur pemicu peningkatan asam lambung.
1.4.Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Gastritis (maag).
B. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur 2010.
1.5.Manfaat Penelitian
Bagi mahasiswa :dapat meningkatkan pengetahuan mengenai gastritis.
Bagi institusi :dapat menambah informasi mengenai gastritis dan menjadikan acuan penelitian selanjutnya.
Bagi Subjek :dapat meningkatkan pola makan yang baik dan teratur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
A. Gastritis (maag)
1.Pengertian
Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Labung pada dasarnya adalah sebuah kantung otot dimana makanan dicerna. Ketika makanan masuk kelambung, secara bersamaan mukosa pada lambung mengeluarkan asam hidroklorida. Asam ini amat korosif sehingga paku pun dapat larut dalam cairan ini.
2.Penyebab Gastritis
Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang bisa terserang radang lambung, antara lain:
a.Pola makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit
ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan “mencerna� Lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
b. Jenis makanan
Makanan tertentu akan merangsang dinding lambung, sehingga terjadi radang/luka, seperti makan yang pedas atau asam.
c. Stres emosi
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban
kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar asam
lambung yang meningkat ini akan menimbulkan ketaknyamanan pada lambung.
d. Pemakaian obat
Ada obat-obat tertentu yang merangsang dinding lambung, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan dalam lambung. Oleh karena itu obat-obat tertentu harus dikonsumsi sesudah makan. Beberapa diantaranya adalah obat penghilang rasa sakit dari golongan salisilat dan asam mifenamat (missal aspirin, ponstan). Obat-obat rematik jugatermasuk di dalamnya.
e. Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lain-lain.
f. Alkohol dan rokok.
3. Gejala-Gejala Gastritis
Gejala-gejala yang paling umum adalah gangguan atau sakit perut. Gejala-gejala lain adalah:
Bersendawa
Perut Kembung
Mual dan muntah
Atau suatu perasaan penuh atau terbakar di perut bagian atas.
Darah dalam muntahan atau tinja-tinja yang hitam mungkin adalah suatu tanda perdarahan di dalam lambung, yang mungkin mengindikasikan suatu persoalan yang serius yang memerlukan perhatian medis yang segera
4.Mendiagnosis Gastritis
Gastritis didiagnosis melalui satu atau lebih tes-tes medis :
Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dokter mendorong dengan pelan-pelan suatu endoscope, suatu tabung kecil yang berisi sebuah kamera kecil, melalui mulit anda (atau ada kalanya melalui hidung) dan turun kelambung anda untuk melihat pada lapisan perut/lambung. Dokter akan memeriksa peradangan dan mungkin mengeluarkan suatu contoh kecil jaringan untuk pemeriksaan. prosedur untuk mengangkat suatu contoh jaringan disebut dengan biopsi.
-Tes Darah. Dokter mungkin memeriksa jumlah sel darah merah anda untuk melihat apakah anda mempuyai anemia, yang berarti bahwa anda tidak mempunyai cukup sel-sel darah merah. Anemia dapat disebabkan oleh pendarahan lambung
-Tes Tinja/Feces. Tes ini memeriksa kehadiran darah dalam feaces anda, suatu tanda perdarahan. tes feces mungkin juga digunakan untuk mendeteksi kehadiran H.pylori dalam saluran pencernaan.
6. Pengobatan
Terutama ditujukan untuk melindungi lambung dari kerusakan yang berlebihan dan berlanjut dengan cara menghilangkan penyebabnya ,merubah gaya hidup yang lebih bersahabat dengan lambung dan obat-obatan diperlukan untuk mengatur asam lambung.
Antasida diperlukan juga untuk membuat lapisan pelindung pada lambung
7.Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk mencegah gastritis:
Makan yang teratur (jangan sampai terlambat).
hindari / kurangi makanan yang pedas / panas (cabe, merica, jahe).
jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengiritasi lambung (misal makanan yang asam, tape, durian, dsb).
Hinderi stress psikis yang berlebihan.
mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung setelah makan (misal obat penahan sakit golongan salisilat/NSAID, obat asma).
jangan terlalu banyak mengkonsumsi kopi, rokok, dan alkohol.
B. Pola Makan
1.Pengertian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya.
Pengertian pola makan seperti dijelaskan di atas pada dasarnya mendekati definisi / pengertian diet dalam ilmu gizi/nutrisi. Diet diartikan sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat. Untuk mencapai tujuan diet / pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi.
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan.
Perawat perlu mengkaji beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan pasien. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain faktor budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.
1. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
2. Agama/Kepercayaan
Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.
3. Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.
4. Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.
5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh system saraf pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada makan.
3 Pedoman Pola Makan Sehat
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini juga muncul penyakit akibat salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang kurang seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang salah / tidak sehat belakanan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan yang kurang sehat tersebut diantaranya diabetes melitus, hiperkolesterolemia, penyakit kanker, penyakit arteri koroner, sirrhosis, osteoporosis, dan beberapa penyakit kardiovaskuler.
Untuk menghindari penyakit-penyakit akibat pola makan yang kurang sehat, diperlukan suatu pedoman bagi individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola makan yang sehat. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu dibentuk sejak masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, untuk membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak masa kanak-kanak. Namun sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana kebiasaan dan karakteristik anaknya.
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, Makanan Triguna, dan pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang. Pengertian makanan triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus mengandung: 1) karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga; 2) protein sebagai zat pembangun; 3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997) antara lain:
1) Makanlah makanan yang beraneka ragam.
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy.
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
5) Gunakan garam beryodium.
5) Makanlah makanan sumber zat besi
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.
8) Biasakan makan pagi.
9) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya.
10) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur.
11) Hindari minum minuman beralkohol.
12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.
C. Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
D. Stress
Definisi Stress adalah: Gangguan pada tubuh dan pikiran disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan.
tanda-tanda kalau stress adalah:
1.Menyadari adanya perubahan tetapi tidak menyakitkan : selera makan turun, pencernaan ndak enak/ rada kembung, pola tidur ndak teratur.
2.Adanya gangguan tubuh : kepala pusing , mual, sakit, jantung berdebar, gangguan kulit/ gatel2.
3.Gangguan mood; terlalu gampang naik turun moodnya, terlalu sensitive, pesimis.
4.Meningkatnya iritabilita : ndak ada bercandanya sama sekali.
5.Mudah capek : tidur ndak pules, merasa berat dan lelah untuk suatu kegiatan yang lama.
E. Alkohol
Alkohol adalah zat pengalih suasana hati. Zat tersebut ,merupakan sebuah depresan yang mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman beralkohol mengandung zat etanol dan mempunyai warna dan rasa yang berbeda-beda, tergantung bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya. Alkohol tersaji dalam banyak variasi termasuk bir, anggur, brandy, arak, whisky, dan lain-lain. Dampak dari alkohol pada penggunanya beragam pada setiap orang, dan tergantung pada :
Seberapa banyak dan seberapa cepat alkohol yang dikonsumsi.
Berat dan ukuran tubuh.
Kondisi kesehatan – khususnya seberapa baik kerja hati pada tubuh.
Ketika alkohol dikonsumsi – pada perut yang kenyang atau kosong.
Usia dan jenis kelamin – Anak muda dan wanita biasanya lebih banyak terpengaruh oleh alkohol.
Apakah alkohol dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lain atau tidak.
Apa saja dampak langsungnya?
Badan terasa santai.
Kehilangan pengendalian diri.
Pergerakan badan yang tidak terkendali.
Pandangan kabur.
Bicara tidak jelas.
Mual dan muntah-muntah.
Kehilangan kesadaran.
Apa saja dampak jangka panjangnya?
Perut terasa terbakar.
Kerusakan hati.
Kerusakan otak.
Kehilangan daya ingat.
Kebingungan.
Ketidakstabilan jantung dan darah.
Depresi.
Masalah sosial (kecanduan alkohol, kriminalitas, masalah keluarga, dsb).
Siapapun yang meminum alkohol dengan jumlah banyak secara rutin, dalam jangka waktu tertentu, akan mengalami masalah fisik, emosional atau sosial.
Efek berbahaya lainnya
1. Ketergantungan
Alkohol dapat menjadi segala-galanya bagi kegiatan, emosi, dan pemikiran seseorang. Ketika pecandu alkohol ingin berhenti minum, ia akan sulit sekali berhenti dan merasa sangat membutuhkan alkohol secara psikologis maupun secara fisik. Hal ini tidak hanya mempengaruhi orang yang ketergantungan tersebut tapi juga semua orang di sekitarnya; khususnya keluarga dekatnya.
2. Mengemudi dan Kecelakaan
Karena pengaruh alkohol terhadap pengambilan keputusan, konsentrasi, pengelihatan dan koordinasi, maka tak heran jika mabuk menjadi penyebab umum terjadinya kecelakaan, khususnya kecelakaan mobil, dan kecelakaan karena tenggelam. Orang-orang yang telah mengkonsumsi alkohol walaupun hanya sedikit, tidak seharusnya diperkenankan mengemudi, mengoperasikan mesin atau berpartisipasi dalam kegiatan yang secara potensial berbahaya.
3. Kehamilan
Minum alkohol secara rutin dalam berbagai kuantitas selama kehamilan, dapat merusak kesehatan ibu maupun anaknya selama dalam kandungan. Kecanduan berat dapat memicu keguguran atau sindrom alkohol janin, yang akan berakibat pada pertumbuhan janin yang lambat sebelum atau sesudah kelahiran, sekaligus kecacatan mental.
4. Mencampur obat-obatan
Sangatlah berbahaya mencampur minuman alkohol dengan obat-obatan lainnya karena ini meningkatkan efek dan mengembangkan kemungkinan akan hal-hal yang tidak diinginkan dan efek yang negatif termasuk kerusakan serius secara permanen. Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh alkohol, selain kecelakaan, disebabkan karena mengkonsumsi minuman beralkohol berserta obat-obatan lainnya.
F. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
2.2 Kerangka Penelitian
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Desain penelitian adalah suatu yang sangat vital dalam penelitian yang memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validity suatu hasil (Nursalam, 2003).
Desain analitik cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) (Aziz,2007).
Penggunaan desain cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur”.
A. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).
Pengumpulan data ini terdiri dari:
1.Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner.
B.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berbentuk pernyataan tertutup, data dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara kunjungan ke sekolah-sekolah responden.
Penelitian : Observasi Analitik, dengan rancangan Cross-sectional
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2006).
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari:
a. Pengetahuan tentang Gastritis.
b.Pola makan tidak teratur.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh pola makan tidak teratur terhadap meningkatnya asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur.
3.2 Tempat dan Waktu
Tempat : SMAN 1 Argamakmur
Waktu : 6 bulan
3.3 Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002).
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMAN 1 Argamakmur yang sesuai dengan kriteria penelitian yang diinginkan sebanyak 50 sampel.
2.Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diambil seluruhnya dari jumlah populasi, yaitu berjumlah 50 orang.
Metode pengambilan sampel :Acak sederhana
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini terdiri dari:
a.Responden yang bersedia memberikan jawaban
b.Responden yang merupakan siswa SMAN 1 Argamakmur
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab sehingga tidak dapat menjadi responden penelitian (Nursalam, 2003).
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Responden yang kasus baru
b. Responden dalam keadaan tidak sadar
c. Responden yang menolak berpartisipasi
3.5 Besar Sampel
Sampel yang diambil
Subyek : Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
Usia : 15-18 tahun
Pendidikan : Siswa SMAN 1 Argamakmur
Pekerjaan : Pelajar
Menghitung Jumlah sampel
= 96 sampel
Keterangan :
a = 0,05 atau 5% à za = 1,96,
L = diambil oleh penelitin 10%
P = proporsi dan ibu dengan perilaku baik, karena belum diketahui diambil 50% = 0,5
q = 1 – 0,5 = 0.5
3.6 Identifikasi variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006).
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari:
a. Pola makan tidak teratur
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan asam lambung pada siswa SMAN 1 Argamakmur.
3.7 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2003).
3.8 Etika penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak dan menjamin kerahasiaan identitas responden dan mencegah kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum penelitian kepada responden akan dijelaskan tentang tujuan penelitian, jaminan kerahasiaan, serta bagaimana cara pelaksanaan penelitian, setelah diberikan penjelasan oleh peneliti kepada calon responden dan akan diberikan surat persetujuan (informed consent). Responder yang tidak bersedia akan menolak menjadi partisipasi, tidak akan dipakai atau diancam. Penandatanganan informed consent dilakukan dalam keadaan tenang, tidak, sedang menderita sakit ingatan dan telah memiliki cukup waktu untuk memutuskan untuk menjadi partisipasi.
3.9 Perincian anggaran
NO
Material/Bahan
Biaya satuan
Biaya total
I
Bahan habis pakai
a.Kertas ( 1 rim)
b.Bolpoin (2 Buah)
c.Buku (5 buah)
Rp.40.000
Rp.22.500
Rp.10.000
Rp.40.000
Rp.45.000
Rp.50.000
II
Peralatan
a.Sewa printer
Rp.350.000
Rp.350.000
III
Biaya perjalanan
a.Transfortasi
Rp.750.000
Rp.750.000
IV
Biaya lain-lain
a.Fotocopy (150 lbr)
b.Konsumsi (6bln)
c.Hadiah responden (50 buah)
d.Biaya tak terduga
Rp.200
Rp.20.000
Rp.30.000
Rp.1.500.000
Rp.30.000
Rp.3.600.000
Rp.1.500.000
Rp.1.500.000
Jumlah
Rp.7.865.000
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/pola-makan-1.html
http://one.indoskripsi.com
http://www.tranceformasiindonesia.com
http://samsul-arifin.math.web.id/2008/05/03/apa-itu-alkohol
http://www.susukolostrum.com
http://nusaindah.tripod.com/kesgastritislambung.htm
http://ratulangimc.com
http://istanasehat.blogspot.com
Quesioner
1.Apakah anda makan 3xsehari dalam satu hari?
a.Ya
b.Tidak
2.Apakah anda sering terlambat makan?
a.Ya
b.Tidak
3.Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, dll?
a.Ya
b.Tidak
4.Apakah anda juga sering mengkonsumsi makanan yang bersifat asam dengan bumbu yang bersifat asam dan sebagainya?
a.Ya
b.Tidak
5.Apakah anda sering mengkonsumsi minuman seperti kopi dan teh?
a.Ya
b.Tidak
6.Apakah anda minum 2liter dalam sehari?
a.Ya
b.Tidak
7.Apakah anda perokok?
a.Ya
b.Tidak
8.Apakah anda paminum alkohol?
a.Ya
b.Tidak
9.Apakah anda pernah merasakan rasa perih dan kembung di ulu hati?
a.Ya
b.Tidak
10.Apakah anda sering merasa cemas, takut, diburu-buru serta beban pikiran yang berlebihan?
a.Ya
b.Tidak
Langganan:
Postingan (Atom)